Senin, 09 April 2012

Pengetahuan Lingkungan

MENSOSIALISASIKAN BAHAN BAKAR NABATI

Padang - Permasalahan energi dunia saat ini adalah tidak sebandingnya jumlah produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan konsumsinya. Hal ini menyebabkan harga minyak dunia selalu mengalami kenaikan. Tidak terkecuali di negara kita Indonesia. Coba perhatikan grafik hubungan produksi dan konsumsi minyak bumi di Indonesia berikut.


Mari kita perhatikan grafik biru dan grafik hijau. Grafik biru menunjukkan jumlah konsumsi aktual BBM dan grafik hijau menunjukkan menunjukkan jumlah produksi aktualnya. Dari tahun 1980 hingga saat ini dan diprediksi sampai tahun 2020 jumlah produksi selalu mengalami penurunan. Hal ini berkebalikan dengan kebutuhan akan BBM yang semakin meningkat yang tergambar dalam grafik biru pada gambar di atas.

Di negara kita, akhir maret 2012 yang lalu muncul isu kenaikan harga BBM oleh karena harga minyak dunia yang semakin meningkat. Mau tidak mau pemerintah juga harus menaikkan harga minyak dalam negeri. Namun, saat ini kita masih bisa lega karena negara masih menunda kenaikan harga BBM tersebut. Namun mari kita berpikir, sampai kapan negara kita bisa bertahan di tengah kenaikan harga bahan bakar dunia. Oleh karena itu perlu adanyanya pemikiran ke depan untuk mewujudkan terciptanya energi terbarukan.

Apa itu BBN?
Bahan Bakar Nabati (BBN) merupakan salah satu sumber energi alternatif yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan yang pada dasarnya merupakan sumberdaya alam terbarukan. Pengembangan bahan bakar nabati sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1762. Pada masa itu Nicholas Otto menggunakan bioetanol 80-95 % untuk mencoba mesin Otto (mesin berbahan bakar bensin saat ini). Kemudian pada tahun 1893 ditandai dengan penggunaan biodiesel dari minyak kacang oleh Rudolph Diesel dan pada tahun 1939 dengan adanya mobil berbahan bakar biomassa digunakan di Eropa selama Perang Dunia II.


Bahan bakar nabati terdiri dari berbagai macam bentuk dan jenis. Jenis-jenis bahan bakar nabati terdiri dari Biogas, Biofuel (biodiesel dan bioethanol), serta Biomassa. Berikut merupakan sumber-sumber yang dapat diolah menjadi bahan bakar nabati.
1. Sampah
2. Kotoran hewan dan manusia
3. Limbah organik cair industri
4. Biomassa dari limbah pertanian
5. Tumbuh-tumbuhan seperti singkong, tebu, sagu, jagung, aren, sawit, kelapa, dan biji jarak.

Kenapa Harus BBN?
Ada beberapa alasan mengapa BBN terutama untuk jenis Biofuel merupakan alternatif energi yang mesti dikembangkan, diantaranya yaitu.
1. Bahan baku yang berasal dari sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable).
2. Bahan baku melimpah jumlahnya di negara kita.
3. Budi daya bahan baku dan proses pengolahan yang sederhana.
4. Bentuk fisik BBN cair sehingga cocok digunakan sebagai substitusi BBM yang saat ini semakin meningkat harganya dan semakin menipis cadangannya.
5. Menurunkan emisi gas rumah kaca.
6. Mengurangi emisi fine-particulates yang membahayakan kesehatan manusia.

Apakah Pengaruh Penggunaan BBN pada Kendaraan?
Berdasarkan pengujian pengaruh penggunaan Bahan Bakar Nabati biodiesel terhadap kinerja mesin yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Lemigas terhadap mesin uji generator diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh penggunaan biodiesel pada generator.
1. Memperbaiki karakteristik Angka Setana, Titik Nyala, Kandungan Sulfur dan Lubrisitas
2. Menurunkan Nilai Kalori, menaikkan Residu Karbon dan menaikkan Angka Asam.
3. memperlihatkan signifikansi pengurangan deposit pada tulip intake maupun exhaust valve, relatif sama dalam pembentukan deposit di Top Piston dan Intake dan Exhaust Valve Top Head, namun meningkatkan deposit pada Cylider Head.
4. Rata-rata konsumsi bahan bakar B-0, B-50 dan B-100 selama uji terapan dengan mesin Diesel generator 5 KVA selama 100 jam beban 1000 Watt berturut-turut 0,860 liter/jam, 0,874 liter/jam dan 0,906 liter/jam. Hal tersebut menunjukkan penambahan biodiesel pada minyak Solar relatif menaikkan konsumsi bahan bakarnya.
5. Selama 100 jam uji terapan biodiesel B-50, B-100 menunjukkan keramah lingkungannya dibandingkan dengan minyak Solar B-0 dengan menurunkan emisi pencemar CO, HC, NOx dan opasitas asap gas buangnya.
**Catatan : B0 = Solar Murni ; B50 = Solar Murni 50% + Biodiesel 50% ; B100 = biodiesel 100%

Apakah Sudah Ada yang Memproduksi BBN?
Saat ini telah terdapat perusahaan dalam negeri yang telah memproduksi BBN tersebut. Lokasinya tersebar di wilayah indonesia. Berikut merupakan beberapa lokasi pemproduksian BBN.

Pabrik Biodiesel di Indonesia
No. Perusahaan Lokasi Kapasitas Produksi (kiloliter/tahun)

1 P.T. Energi Alternatif Indonesia Jakarta 8.046
2 P.T. Indo Biofuels Energi Merak – Banten 68.966
3 P.T. Anugrah Inti Gemanusa Gresik – Jawa Timur 45.977
4 P.T. Eterindo Nusa Graha Gresik – Jawa Timur 45.977
5 P.T. Eternal Buana Chemical Industries Tangerang – Banten 45.977
6 P.T. Wilmar Bio Energi Indonesia Dumai – Riau 1.206.897
7 P.T. Sumi Asih Oleo – Chemical Bekasi – Jawa Barat 114.943
8 P.T. Darmex Biofuels Bekasi – Jawa Barat 172.414
9 P.T. Pelita Agung Agrindustri Sumatera Utara 229.885
10 P.T. Prima Nusa Palma Energi Jakarta 24.000
11 P.T. Sintong Abadi Sumatera Utara 35.000
12 P.T. Musim Mas Batam – Kep Riau 482.759
13 P.T. Multi Kimia Inti Pelangi Bekasi – Jawa Barat 14.000
14 P.T. Cemerlang Energi Perkasa Dumai - Riau 459.770
15 P.T. Petro Andalan Nusantara Sumatera Utara 150.000
16 P.T. Bioenergi Pratama Jaya Dumai – Riau 75.429
17 P.T. Pura Agung Mojokerto – Jawa Timur 10.500
18 P.T. Pasadena Biofuels Mandiri Jakarta 10.240
Jumlah yang tersedia 3.184.311

Pabrik Bioethanol di Indonesia
No Perusahaan Lokasi Kapasitas Produksi (kiloliter/tahun)

1 Molindo Raya Indonesia Lawang, Jatim 50.000
2 PTPN XI Jatiroto, Jatim 7.000
3 Indo Acidatama Solo, Jateng 45.000
4 Madu Baru Yogya, DIY 7.000
5 PSA Palimanan Cirebon, Jabar 7.000
6 Nabati Sarana Cirebon, Jabar 3.600
7 Indo Lampung Lampung 50.000
8 Permata Sakti Medan, Sumut 5.000
9 Molasindo Medan, Sumut 3.600
10 Basis Indah Makasar, Sulsel 5.000
Jumlah yang tersedia 183.200

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Facebook More
Blogger Bertuah