Sabtu, 27 November 2010

Nev, Tetaplah Berjuang...

Sebutlah saja Nev, mungkin termasuk seseorang yang memiliki pikiran pendek. Setiap masalah yang muncul akan dapat menjadi penghalang bagi Nev. Suatu saat seiring bertambahnya umur dan semakin berkembangnya cara berpikir, Nev sadar bahwa pola pikirnya tersebut haru ia reduksi semaksimal mungkin karena itu akan mejadi faktor penghambat baginya untuk bergerak maju. Karena itu Nev saat ini ingin merubah pola pikir dan mentalnya agar menjadi lebih baik lagi.
Nev, sangat ingin diterima di lingkungannya, ia ingin orang memperlakukannya sebagaimana ia ingin diperlakukan. Tapi seiring perkembangan pola pemikirannya tadi ia sadar bahwa di dunia ini kita tak dapat hidup sendiri. Tak semua ingin itu tercapai. Kita harus berhubungan dengan orang lain dengan orang-orang di sekitar kita. Semua pasti ingin dihargai. Semua pasti ingin diterima di lingkungannya. Tapi itu rasanya sedikit egois untuk mengharuskan orang lain menerima sifat kita tanpa adanya tenggang terhadap keinginan yang sama dari orang lain. Oleh karena itu harul ada pula kerendahan hati dari kita untuk masuk ke suatu lingkungan itu. "Bapandai-pandai" kalau orang minang bilang. "Masuak ke kandang kambiang mambebek, masuak ka kandang harimau mangaum", hahaha, seperti itulah kira-kira.
Tapi salah seorang sahabat Nev berkata padanya agar dia tetap mempertahankan sifatnya. Ia tidak bisa merubah karakternya, Namun arahkanlah, kendalikannlah, jadikan ia terkendali ke arah yang baik, karena sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik dan tidak disenangi Allah swt. Ya, kembali ke pepatah minang tadi, mambebek bukan berarti kita menjadi kambing, dan mangaum bukan berarti kita menjadi harimau. Bukan bermaksud munafik, tapi jadilah diri kita sendiri yang memiliki tenggang rasa terhadap lingkungan.
Lalu Nev mencoba berusaha melakukan pemikirannya tadi, tapi tak kunjung mampu rasanya ia masuk ke lingkungan. Lalu Nev kembali bertanya kepada dirinya sendiri, dan tiba-tiba datanglah Azt berkata nampaknya Nev kau memang pandia bergaul, hahaa, intermezo... 
Nah itu dia... disinilah letak tantangannya, jangan kita gampang menyerah. Itu timbul karena kita tidak ikhlas. Kita harus ikhlas dalam setiap bertindak. Salah seoran sahabat Nev menulis sebuah status di sebuah situs jejaring sosial, Namanya aja ditempa, ya pasti sakitlah..." Ya, betul itu, yang namanya ditempa itu dipukul, dibakar, dipukul lagi, dibakar lagi, dipukul lagi, tapi coba pikirkan, apa yang akhirnya terjadi pada benda yang dipukul, dibakar, dipukul lagi, dan dipukul lagi itu. Ia menjadi sebuah pedang tempaan yang tajam, indah dan setiap panglima perang terbaik ingin memilikinya. Subhanallah...
Oleh karena itu...
"Tetaplah sabar, jalani semuanya dengan ikhlas, dan selalu berusaha merasakan kelapangan apabila tedapat suatu masalah, rasakanlah kelapangan mesti sesempit apapun keadaan. Ingat kata Pak Rudi Sisyanto, ternyata jalan tersulit itu merupakan jalan terdekat dalam menemukan apa yyang ingin kita temukan. Karena masalah bukanlah penghalang ataupun jurang yag membuat kita terjatuh, tapi pandanglah ia sebagai suatu pengalaman yang membuat kita lebih baik..."

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Facebook More
Blogger Bertuah